Sven-Goran Eriksson, Mantan Pelatih Timnas Inggris dan Lazio, Meninggal Dunia di Usia 76 Tahun – Sven-Goran Eriksson, mantan pelatih tim nasional Inggris dan Lazio, meninggal dunia pada hari Sabtu, 24 Agustus 2024, di usia 76 tahun. Kabar duka ini mengejutkan dunia sepak bola, yang kehilangan salah satu pelatih berpengalaman dan berprestasi dalam sejarah olahraga ini. Eriksson dikenal luas karena kontribusinya yang signifikan di level klub dan internasional, dan kepergiannya meninggalkan kekosongan besar dalam komunitas sepak bola.
Eriksson lahir pada 5 Februari 1948, di Torsby, Swedia. Ia memulai karier pelatihnya di tanah kelahirannya sebelum mencuri perhatian dunia dengan keberhasilannya di level klub Eropa. Kariernya sebagai pelatih dimulai dengan sejumlah tim Swedia, termasuk IFK Göteborg dan Benfica, di mana ia memenangkan berbagai trofi domestik dan Eropa. Namun, pencapaian terbesar Eriksson datang ketika ia memimpin tim-tim besar seperti Lazio dan Inggris. Eriksson dikenal karena filosofi pelatihannya yang inovatif dan pendekatan strategisnya yang tajam.
Di Lazio, di mana ia menjabat sebagai pelatih dari 1997 hingga 2000, Eriksson telah berhasil membawa klub tersebut meraih kejayaan yang sangat sukses. Di bawah kepemimpinannya, Lazio memenangkan Serie A pada musim 1999-2000, serta meraih Coppa Italia dan Supercoppa Italiana. Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan reputasi Eriksson sebagai pelatih kelas dunia, tetapi juga menjadikannya salah satu pelatih asing paling sukses dalam sejarah Serie A. Prestasi Eriksson di tingkat internasional juga sangat mengesankan.
Pada tahun 2001, ia ditunjuk sebagai pelatih tim nasional Inggris, menggantikan Kevin Keegan. Meskipun Inggris di bawah kepemimpinannya tidak memenangkan turnamen besar, Eriksson tetap mendapatkan pujian atas kemampuannya untuk membawa tim tersebut ke babak perempat final Piala Dunia 2002 dan babak semifinal Kejuaraan Eropa 2004. Gaya pelatihannya yang cerdas dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai situasi pertandingan menjadikannya salah satu pelatih paling dihormati di dunia sepak bola.
Di Usia Berapakah Sven-Goran Eriksson, Mantan Pelatih Timnas Inggris dan Lazio Meninggal Dunia?
Kehilangan Eriksson merupakan sebuah kehilangan besar bagi sepak bola internasional. Banyak rekan-rekan sejawat, pemain, dan penggemar yang mengenangnya dengan penuh rasa hormat dan penghargaan. Eriksson dikenal tidak hanya sebagai pelatih yang kompeten tetapi juga sebagai pribadi yang rendah hati dan penuh dedikasi. Dia tidak hanya berfokus pada hasil di lapangan tetapi juga pada perkembangan dan kesejahteraan pemainnya. Mantan pemainnya di Lazio, Alessandro Nesta, mengungkapkan rasa duka citanya melalui media sosial.
“Sven-Goran Eriksson adalah pelatih yang membawa banyak kebanggaan dan kesuksesan untuk Lazio. Kami kehilangan seorang mentor dan seorang teman. Keberhasilannya tidak hanya tercermin dalam trofi, tetapi juga dalam cara dia memotivasi kami untuk menjadi yang terbaik.” Di Inggris, mantan pemain timnas Inggris, David Beckham, juga memberikan penghormatan kepada Eriksson. “Saya sangat sedih mendengar kabar tentang Sven. Dia adalah seorang pelatih yang sangat berdedikasi dan memberi dampak besar pada karier banyak pemain, termasuk saya.
Warisan dan pengaruhnya tentunya akan terus dikenang di dunia sepak bola.” Eriksson ini sendiri meninggalkan seorang warisan yang akan terus dihargai dan diingat oleh dunia sepak bola. Kontribusinya tidak hanya terbatas pada klub-klub yang ia latih atau tim-tim yang ia pimpin, tetapi juga pada filosofi dan strategi yang ia bawa ke lapangan. Selain itu, dia juga dikenal karena kemampuannya untuk memahami dan menyesuaikan diri dengan berbagai situasi, serta mendorong tim-timnya untuk tampil maksimal dengan maksimal.
Di luar lapangan, Eriksson adalah sosok yang dihormati karena integritas dan sikap profesionalnya. Meski ia telah pensiun dari dunia pelatihan, pengaruhnya tetap hidup melalui kesuksesan tim-tim yang ia latih dan kenangan yang ditinggalkannya. Kematiannya adalah akhir dari sebuah era dalam dunia sepak bola, tetapi warisannya akan terus menjadi bagian dari sejarah olahraga ini.