Risetcar: Aplikasi Sewa Mobil Otonom dengan Bagi Hasil atau Risiko Ponzi?

0
Risetcar

Risetcar

Apa Itu Risetcar

Risetcar adalah sebuah aplikasi layanan mobil otonom (self-driving) yang memadukan konsep penyewaan kendaraan pintar dengan model bagi hasil. Pengguna bisa menyewa mobil lewat aplikasi, dan pendapatan dari kendaraan yang disewakan akan sebagian dibagikan kembali kepada pemilik atau penyewa dalam bentuk profit share—setelah dipotong pajak dan biaya platform. Platform tersedia di Play Store sejak April 2025 dan dikembangkan oleh Hoorin, dengan fitur yang menjanjikan skema return otomatis dari penyewaan mobil.

Gambaran Singkat

Risetcar adalah aplikasi yang mengklaim menggabungkan sewa kendaraan “pintar” dengan skema bagi hasil: pengguna menyetor dana, memilih “menyewa” kendaraan, lalu mendapat bagian dari pendapatan mobil selama periode sewa setelah dipotong komisi dan pajak. Deskripsi model ini tertulis langsung di halaman aplikasi mereka, lengkap dengan pernyataan bahwa keuntungan dapat ditransfer ke rekening pengguna.

Cara Kerja yang Diklaim

Di atas kertas, alurnya sederhana:

  1. daftar dan verifikasi,

  2. setor dana,

  3. pilih paket/“kendaraan” untuk disewa,

  4. terima pembagian laba secara periodik,

  5. tarik ke rekening. Narasi “keuntungan harian/berkala” dan “bagi hasil” inilah yang membuat Risetcar terasa seperti produk hibrida: separuh sewa-mobil, separuh instrumen investasi. Mereka juga menampilkan halaman “data safety” versi Google Play—namun ini hanya informasi yang disuplai pengembang, bukan jaminan izin usaha atau perlindungan hukum.

 

Baca Juga : 5 Aplikasi Ojek Online Termurah 2025: Mana yang Paling Hemat?

 

Masalah yang Muncul

Meskipun konsepnya menarik, muncul kekhawatiran serius dari publik dan media terkait legalitas dan model bisnis Risetcar. Beberapa pihak menyoroti bahwa aplikasi ini menjanjikan keuntungan besar tanpa menjelaskan secara transparan mekanisme pendapatannya—yang mengarah pada anggapan skema Ponzi. Ciri khas skema tersebut adalah keuntungan pengguna lama dibiayai oleh dana dari pengguna baru, bukan dari sumber usaha nyata.

Analisis terhadap Risetcar menunjukkan bahwa meski terdaftar di platform resmi (Google Play), itu tidak menjadi jaminan keamanan legal maupun finansial. Masyarakat masih menunggu bukti izin resmi dari otoritas seperti OJK di Indonesia. Skema investasi memang mulai mendapat perhatian sebab tanpa izin resmi, risiko finansial akan lebih jelas terlihat.

Risetcar: Aplikasi Sewa Mobil Otonom dengan Bagi Hasil atau Risiko Ponzi?

Siapa Pengelola Risetcar

Risetcar dikembangkan oleh Hoorin, dipublikasikan di Play Store dengan nama pengembang tercantum. Namun, informasi mengenai afiliasi resmi, nama perusahaan induk, atau badan hukum yang mengelola operasional masih minim. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang transparansi: penting untuk diketahui siapa bertanggung jawab jika terjadi masalah dalam penarikan dana atau klaim profit.

Situs, Aplikasi, dan Wajah Pemasarannya

Risetcar memiliki situs promosi yang menonjolkan tema “mobil tanpa pengemudi” dan posisi diri sebagai operator kendaraan otonom. Materi pemasaran cenderung menekankan keselamatan, kemudahan, dan potensi keuntungan melalui “sewa mobil AI”. Di kanal informal—video pendek atau posting komunitas—narasi “auto cuan” kerap muncul, mempertebal citra aplikasi sebagai sarana pemasukan pasif.

Kronologi Singkat 2025

  • Maret–April 2025: aplikasi aktif di toko aplikasi dengan deskripsi bagi hasil dari sewa kendaraan; rilis versi 1.0.5–1.0.8.

  • Pertengahan 2025: pemberitaan lokal menyoroti kejanggalan skema imbal hasil dan mengutip siaran otoritas soal pemblokiran berbagai entitas ilegal, termasuk Risetcar.

  • Juni–Agustus 2025: konten edukasi finansial dan komunitas pemerhati penipuan mengingatkan publik mengenai risiko, pola ganti domain, dan potensi kesulitan penarikan dana.

 

Mengapa Banyak yang Menyebut “Mirip Skema Ponzi”

Skema Ponzi ditandai janji imbal hasil tinggi/ajek tanpa dasar bisnis jelas; pembayaran lama diduga dibiayai arus masuk baru. Pada konteks aplikasi semacam ini, indikator‑indikator yang sering dipersoalkan adalah:

  • Imbal hasil “tetap/harian” yang tidak sebanding dengan volatilitas pendapatan sewa di dunia nyata.

  • Minimnya transparansi aset: jumlah kendaraan, bukti kepemilikan/kerja sama operasional, hingga bukti order dan utilisasi.

  • Promosi berantai (referral agresif, bonus pendaftaran) yang membuat pertumbuhan pengguna menjadi nadi utama arus kas.
    Sejumlah kanal edukasi publik menyusun temuan dengan kesimpulan “berisiko tinggi/indikasi Ponzi”, terutama setelah pemberitaan pemblokiran oleh satgas. Tetap perlu digarisbawahi: menyebut “indikasi” tidak sama dengan vonis pidana; namun bagi pengguna, indikator ini cukup untuk berhati‑hati.

 

Contoh Kasus

Bayangkan seseorang bernama A. Dia memasukkan dana untuk menyewa mobil lewat aplikasi Risetcar. Setelah disetujui dan aktif, A dijanjikan bagian keuntungan dari penyewaan. Beberapa bulan, A menerima pembayaran kecil yang memicu rasa percaya. Namun, saat mencoba menarik jumlah besar, dia menghadapi kendala teknis dan penundaan pembayaran. Komunikasi customer service menjadi lambat atau tidak responsif. A pun mencurigai bahwa model bisnis ini tergantung pada uang dari pengguna baru, bukan dari pemakaian mobil nyata—fitur utama aplikasi tersebut.

Kasus ini mencerminkan beberapa tanda skema Ponzi, yaitu ketergantungan pada rekrutmen pengguna baru, ketidakjelasan sumber profit, dan sulitnya penarikan dana besar.

Bagaimana Menilai Risiko Risetcar (Checklist Praktis)

Cek status perizinan. Produk yang menjanjikan bagi hasil/imbal hasil harus berada di bawah pengawasan otoritas terkait (mis. OJK/Satgas PASTI). Jika tersurat ada pemblokiran/masuk daftar entitas ilegal, itu sinyal kuat untuk menjauh.

Audit narasi “mobil otonom”. Klaim armada tanpa pengemudi memerlukan bukti operasional: mitra pabrikan, izin uji jalan, polis asuransi, data okupansi, dan laporan pendapatan. Tanpa data, klaim tersebut lebih cocok disebut “materi pemasaran” daripada realitas bisnis.

Periksa arsitektur cashflow. Apakah imbal hasil berasal dari pendapatan sewa yang terverifikasi, atau justru dominan dari setoran pengguna baru dan biaya aktivasi paket?

Hati‑hati “ganti domain/brand”. Modus entitas ilegal sering “ganti baju” untuk menghindari jejak pemblokiran dan membingungkan calon korban. Laporan media lokal menyinggung pola ini pada kasus Risetcar.

Uji penarikan. Jangan tergiur “profit di layar”. Lakukan penarikan kecil berkala; waspadai perubahan syarat mendadak, biaya tak masuk akal, atau alasan teknis berulang.

Singkatnya :

Bagian ini menjawab pertanyaan populer terkait aplikasi Risetcar, seperti:

  • Apa itu aplikasi Risetcar? — Aplikasi mobil otonom dengan sistem sewa dan bagi hasil.

  • Ada apa dengan Risetcar? — Banyak yang mempertanyakan legalitas dan model profitabilitasnya.

  • Apakah Risetcar aman? — Belum ada izin resmi, sehingga potensi risiko tinggi.

  • Risetcar investasi apa? — Memiliki unsur investasi, namun patut hati-hati karena regulasi belum jelas.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *