Alasan Mengapa Ojek Online dan Ojek Pangkalan Sering Berselisih dan Cara Mengatasinya – Layanan ojek di Indonesia, baik yang berbasis online (ojek online) maupun tradisional (ojek pangkalan), memiliki peran yang sangat penting sekali dalam mendukung mobilitas masyarakat yang ada di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Namun, meskipun memiliki tujuan yang sama, yaitu memberikan layanan transportasi, perselisihan antara ojek online dan ojek pangkalan ini sering terjadi. Konflik ini bisa dipicu oleh adanya berbagai macam faktor sosial dan ekonomi.
Alasan Terjadinya Perselisihan
Persaingan Pangsa Pasar
Salah satu alasan utama terjadinya perselisihan adalah persaingan dalam merebut pelanggan. Ojek pangkalan yang sudah ada jauh sebelum munculnya ojek online tentunya juga merasa terancam dengan kehadiran aplikasi transportasi online. Sebelum adanya aplikasi ojol, pelanggan biasanya datang ke pangkalan untuk mencari ojek, dan pengemudi ojek pangkalan ini memiliki konsumen tetap di lokasi tersebut. Namun, dengan kehadiran layanan ojek online, pelanggan dapat memesan ojek hanya melalui ponsel mereka, tanpa harus pergi ke pangkalan atau menunggu lama.
Ojek online menawarkan kenyamanan, kemudahan, dan harga yang lebih kompetitif melalui promo atau potongan harga. Hal yang satu ini akan membuat pelanggan semakin beralih ke layanan ojek online yang memiliki tarif lebih murah, sementara pengemudi ojek pangkalan akan merasa kehilangan pelanggan dan pendapatan mereka, sehingga muncul ketegangan antara kedua pihak.
Perbedaan Sistem Kerja dan Penghasilan
Perbedaan dalam sistem kerja antara pengemudi ojek online dan ojek pangkalan juga menjadi sumber konflik. Parapengemudi ojek online bekerja berdasarkan permintaan yang diterima melalui aplikasi dan menerima bagi hasil dari tarif yang dibayar pelanggan. Pendapatan pengemudi ojek online juga bergantung pada jumlah order yang mereka terima dalam sehari, yang bisa bervariasi.
Namun sebaliknya, pengemudi ojek pangkalan memiliki tarif yang tetap dan cenderung lebih stabil, meskipun mereka sering kali harus menunggu lebih lama agar bisa mendapatkan penumpang. Ketika ojek online hadir dengan tarif yang lebih murah dan jauh lebih fleksibel, pengemudi ojek pangkalan ini merasa sangat kesulitan untuk bersaing, sehingga akan memunculkan kecemburuan.
Cara Mengatasi Perselisihan antara Ojek Online dan Ojek Pangkalan
Pembagian Wilayah yang Jelas
Salah satu cara terbaik dan tepat yang bisa dilakukan untuk mengatasi perselisihan ini adalah dengan pembagian wilayah operasional yang jauh lebih jelas antara ojek online dan ojek pangkalan. Pemerintah setempat atau pihak berwenang dapat membantu dengan menetapkan batas wilayah yang jelas untuk masing-masing jenis ojek. Misalnya, ojek pangkalan ini bisa mendapatkan akses eksklusif di area tertentu, sementara ojek online bisa beroperasi di area lainnya, ataupun menerima pesanan dari lokasi yang jauh lebih luas tanpa mengganggu daerah pangkalan yang sudah ada.
Dialog dan Kerja Sama Antara Pengemudi
Penting untuk membuka saluran komunikasi dan berdialog. Sebagai contoh, kedua pihak ini bisa bekerja sama dalam mengatur tarif yang wajar dan juga tidak saling merugikan. Diskusi tentang jadwal, lokasi, dan pembagian pelanggan ini juga bisa dilakukan. Mengedepankan rasa menghormati dan profesionalisme dalam menjalankan pekerjaan bisa mengurangi ketegangan yang terjadi.
Pemberian Sosialisasi kepada Pengemudi
Sosialisasi mengenai etika dan regulasi ojek online dan ojek pangkalan juga sangat penting sekali untuk dilakukann. Pengemudi harus diberikan pemahaman mengenai cara bersaing yang sehat, tanpa merugikan pihak lainnya. Misalnya, pengemudi ojek online diingatkan untuk tidak mengambil pelanggan di area yang jelas-jelas merupakan wilayah eksklusif dari para ojek pangkalan, dan sebaliknya, maka pengemudi ojek pangkalan tentu harus menghormati keberadaan layanan ojek online yang menawarkan kenyamanan bagi masyarakat dalam menyediakan layanan ojek online.