Aplikasi Ojol Error, Ribuan Driver dan Penumpang Kelimpungan

Aplikasi Ojol Error
Hari ini, ribuan pengguna aplikasi ojek online (ojol) di Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Medan mengeluhkan hal yang sama: aplikasi ojol error. Driver tidak bisa menerima order, sementara penumpang kesulitan memesan transportasi maupun makanan.
Gangguan ini muncul sejak pukul 07.00 WIB, tepat di jam sibuk orang berangkat kerja dan sekolah. Banyak yang akhirnya terlambat karena harus beralih ke transportasi lain. Di media sosial, keluhan pengguna langsung jadi trending dengan berbagai tagar seperti #OjolError dan #OjolDown.
Menurut beberapa laporan komunitas driver, gangguan terjadi pada sistem server aplikasi. Order yang masuk tidak bisa diteruskan ke driver, meskipun penumpang sudah melakukan pemesanan. Beberapa driver bahkan mengaku aplikasi mereka keluar otomatis (force close) begitu ada notifikasi.
Gangguan teknis semacam ini bukan hal baru. Namun, kali ini terasa lebih berat karena berlangsung cukup lama. Biasanya error hanya beberapa menit, tapi sekarang bisa lebih dari satu jam.
Dampak ke Penumpang
Bagi penumpang, error ini jelas bikin repot. Transportasi online sudah jadi andalan utama masyarakat perkotaan. Dari antar anak sekolah, berangkat kerja, sampai pesan sarapan, semua bergantung pada aplikasi ojol.
Ketika aplikasi error:
Banyak pekerja kantoran terlambat.
Anak sekolah harus buru-buru cari transportasi umum.
Pesanan makanan di jam sarapan tertunda, bikin restoran partner juga rugi.
Seorang penumpang di Jakarta bahkan bilang, “Saya udah coba tiga kali pesan, uangnya kepotong, tapi drivernya nggak pernah datang. Akhirnya harus naik taksi konvensional.”
Dampak ke Driver
Tidak kalah berat, para driver kehilangan penghasilan. Jam sibuk biasanya jadi waktu emas bagi mereka. Setiap order pagi bisa sangat menentukan target harian.
Ketika aplikasi error:
Driver hanya bisa standby tanpa order.
Ada yang coba pakai aplikasi lain, tapi jumlah penumpang terbatas.
Sebagian driver akhirnya nongkrong di pos komunitas sambil menunggu sistem normal.
Beberapa driver bahkan menyebut error ini bisa mengurangi penghasilan harian hingga 30%. Bagi yang hidup pas-pasan, ini bukan angka kecil.
Reaksi Komunitas Ojol
Di berbagai grup WhatsApp dan Telegram komunitas driver, keluhan mengalir deras. Ada yang menyarankan sabar, ada juga yang menyalahkan pihak aplikator.
Sebagian komunitas mengingatkan bahwa gangguan sistem harusnya diantisipasi lebih baik oleh perusahaan, mengingat jumlah pengguna aplikasi ojol mencapai jutaan orang setiap hari.
Isu Keamanan Data
Selain soal teknis, ada kekhawatiran lain: apakah error ini terkait serangan siber?
Beberapa pakar IT menyebut, jika server terganggu serentak di banyak kota, bisa jadi ada serangan ke sistem backend. Meski belum ada bukti, isu ini sudah beredar luas di media sosial.
Pihak aplikator biasanya cepat mengeluarkan pernyataan resmi. Namun, hingga siang hari, keterangan yang beredar baru sebatas “gangguan teknis sedang ditangani”.
Fenomena Global, Bukan Sekadar Lokal
Menariknya, error aplikasi transportasi online tidak hanya terjadi di Indonesia. Uber, Lyft, hingga Grab di negara lain pernah mengalami hal serupa. Biasanya penyebabnya adalah:
Lonjakan traffic pengguna di jam sibuk.
Maintenance sistem yang gagal.
Bug setelah update aplikasi.
Masalah dengan layanan cloud global.
Artinya, gangguan aplikasi ojol ini bisa jadi bagian dari pola umum yang memang dialami layanan digital besar di seluruh dunia.
Imbas Ekonomi Sementara
Kalau dihitung, kerugian akibat error ini tidak kecil. Misalnya:
Ribuan order makanan gagal diproses → restoran partner rugi omzet.
Driver kehilangan rata-rata Rp50.000–100.000 di jam sibuk.
Penumpang yang rugi saldo harus menunggu refund yang biasanya makan waktu.
Dampak ini mungkin terasa “sebentar”, tapi jika sering terjadi, bisa menggerus kepercayaan pengguna terhadap layanan ojol.
Harapan dari Driver dan Penumpang
Baik driver maupun penumpang berharap aplikator lebih transparan. Mereka ingin tahu:
Penyebab pasti error.
Perkiraan waktu perbaikan.
Kompensasi untuk pengguna dan driver.
Sejumlah komunitas bahkan mendorong ada “asuransi downtime” bagi driver. Jadi kalau aplikasi error lama, driver dapat kompensasi minimal, supaya pendapatan harian tidak nol.
Kejadian yang Mengingatkan Akan Ketergantungan Digital
Kasus aplikasi ojol error ini menunjukkan satu hal penting: betapa ketergantungannya masyarakat modern pada layanan digital. Transportasi, makanan, bahkan kirim barang—semua di tangan aplikasi.
Sekali sistem gagal, seluruh ekosistem ikut goyah. Dari pekerja, pelajar, driver, sampai pemilik restoran.
Apakah Error Ini Akan Terulang?
Pertanyaan besar bagi semua pengguna: apakah kejadian ini bakal terulang?
Pakar teknologi menilai, sistem aplikasi harus diperkuat dengan:
Infrastruktur server yang lebih tahan beban.
Jalur cadangan (backup server) di lokasi berbeda.
Pengujian update aplikasi lebih ketat sebelum dirilis.
Kalau hal ini diabaikan, error semacam ini bisa kembali muncul, bahkan mungkin lebih parah.
Aksi demo ojol September 2025 beberapa hari lalu sudah memperlihatkan keresahan driver soal tarif dan regulasi. Kini, ditambah error aplikasi, tekanan ke komunitas ojol semakin besar.
Satu hal jelas: aplikasi boleh error, tapi kebutuhan masyarakat tidak pernah berhenti. Bagi driver, waktu adalah uang. Bagi penumpang, waktu adalah segalanya. Gangguan teknis kecil saja bisa berakibat besar bagi kehidupan sehari-hari.