Driver Ojol Ngaku: Ini Alasan Mereka Betah Nge-Grab

0
Ini Alasan Mereka Betah Nge-Grab

Ini Alasan Mereka Betah Nge-Grab

Siang itu, di sebuah pangkalan kecil di daerah Jakarta Selatan, beberapa driver Grab sedang duduk santai di bawah pohon rindang. Jaket hijau yang mereka kenakan tampak basah oleh keringat setelah narik orderan sejak pagi. Meski capek, wajah mereka tetap ramah saat diajak ngobrol. Dari obrolan inilah, muncul berbagai alasan kenapa mereka betah jadi driver ojol.

 

“Waktu Kerja Bisa Saya Atur Sendiri”

Pak Budi Usia 35 Tahun Seorang Driver Grab Ojol atau Ojek Online
Pak Budi Usia 35 Tahun Seorang Driver Grab Ojol atau Ojek Online

Budi (35), salah satu driver yang udah 4 tahun narik, langsung cerita soal fleksibilitas waktu.

“Kerja jadi ojol itu enaknya say

bisa tentuin sendiri jam kerjanya. Mau mulai pagi, siang, atau sore, semua bisa. Kalau anak sakit, tinggal off-in aplikasi, nggak kayak kerja kantoran yang harus izin dulu,” jelasnya sambil menyeruput kopi sachet.

Budi mengaku dulu pernah kerja kantoran dengan gaji tetap, tapi akhirnya milih fokus narik Grab karena lebih bebas dan bisa dekat sama keluarga.

“Uang Bisa Langsung Cair Setiap Hari”

Pak Tono Usia 42 Tahun Seorang Driver Grab Ojol atau Ojek Online
Pak Tono Usia 42 Tahun Seorang Driver Grab Ojol atau Ojek Online

 

 

Driver lain, Tono (42), ikut nimbrung. Buat dia, sistem penghasilan harian jadi alasan utama betah nge-Grab.

“Setiap hari ada aja uang yang bisa dibawa pulang. Walaupun nggak selalu gede, tapi cukup buat belanja harian. Kalau lagi rajin, bisa nutup cicilan juga,” kata Tono.

Menurutnya, ritme seperti ini bikin dia lebih tenang. “Daripada nunggu sebulan sekali gajian, mending tiap hari ada yang masuk.”

“Komunitasnya Solid Banget”

Pemuda Bernama Jaya Berusia 29 Tahun Yang Juga Kerja Sebagai Supir Ojol atau Ojek Online
Pemuda Bernama Jaya Berusia 29 Tahun Yang Juga Kerja Sebagai Supir Ojol atau Ojek Online

Di sisi lain, Jaya (29) menyoroti soal komunitas driver yang bikin dia kerasan.

“Kalau di jalan ada masalah, entah motor mogok atau kecelakaan kecil, pasti ada temen ojol lain yang bantu. Kita kayak keluarga sendiri,” ucapnya.

Jaya bercerita, ada beberapa grup WhatsApp driver di daerahnya. Grup itu bukan cuma buat koordinasi orderan, tapi juga jadi tempat saling support, bahkan kadang galang dana kalau ada rekan yang kesusahan.

“Ada Bonus, Jadi Tambahan Buat Semangat”

Seorang Bapak Bernama Jaya Berusia 29 Tahun Yang Juga Kerja Sebagai Supir Ojol atau Ojek Online
Seorang Bapak Bernama Jaya Berusia 29 Tahun Yang Juga Kerja Sebagai Supir Ojol atau Ojek Online

Roni (37) yang duduk di bangku sebelah menambahkan kalau insentif dari aplikasi juga jadi daya tarik tersendiri.

“Kalau lagi ada promo trip atau bonus target, kita bisa dapet tambahan lumayan. Jadi makin semangat narik, walaupun capek,” jelasnya.

Dia ngaku pernah dalam sehari narik lebih dari 20 order demi ngejar target bonus. Walaupun pulang capek, tapi hasil yang didapat sebanding.

Narasumber Lainnya :

“Ketemu Banyak Orang, Jadi Nggak Bosen”

Selain soal uang dan fleksibilitas, banyak driver juga suka karena bisa ketemu orang-orang baru setiap hari. Doni (31), misalnya, merasa profesi ini justru bikin hidupnya lebih berwarna.

“Pernah antar turis dari luar negeri, terus ngobrol panjang di jalan. Pernah juga antar penumpang yang ternyata artis sinetron. Itu pengalaman yang nggak gue dapetin kalau kerja di kantor,” ujarnya sambil tertawa.

“Daripada Nganggur, Mending Narik”

Fajar (26), driver yang baru setahun bergabung, blak-blakan soal alasannya.

“Gue sempet lama nganggur, kirim lamaran sana-sini nggak ada panggilan. Akhirnya daftar Grab. Modal motor sama HP aja. Sekarang tiap hari bisa kasih uang ke orang tua,” katanya.

Fajar mengaku meskipun awalnya minder, lama-lama justru bangga karena kerjaannya halal dan bisa bantu keluarga.

Baca Juga : Tips Bergabung dengan Program Loyalty untuk Driver Ojek Online Grab

Tantangan di Jalanan Tetap Ada

Meski banyak alasan yang bikin betah, para driver juga mengaku kalau jadi ojol bukan tanpa tantangan. Dari macet, panas, hujan deras, sampai orderan yang kadang sepi, semua harus dijalani.

“Kalau lagi hujan deras, kita tetap harus jalan kalau ada order. Tapi ya dinikmatin aja. Namanya juga kerja di jalan,” ujar Tono sambil tersenyum.

Mereka juga berharap tarif dan sistem bagi hasil bisa terus adil, biar profesi ini tetap layak dijalani.

Dari obrolan singkat itu, jelas terlihat kenapa banyak driver ojol betah nge-Grab. Bukan sekadar karena uang, tapi juga karena kebebasan, solidaritas, dan pengalaman hidup yang mereka dapet setiap hari. Buat mereka, jaket hijau bukan cuma simbol pekerjaan, tapi juga identitas baru yang bikin hidup terasa lebih berarti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *