Kenapa Banyak Orang Milih Jadi Driver Ojek Online?

Kenapa Banyak Orang Milih Jadi Driver Ojek Online
Dalam 10 tahun terakhir, ojek online (ojol) bukan lagi sekadar pilihan transportasi, melainkan sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Dari Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga kota-kota kecil, keberadaan driver ojol ada di setiap sudut jalan. Namun, yang lebih menarik adalah jumlah orang yang mendaftar menjadi driver semakin meningkat setiap tahun. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: kenapa begitu banyak orang lebih memilih menjadi driver ojek online dibanding pekerjaan lain?
Situasi Ekonomi dan Kesempatan Kerja
Salah satu alasan paling kuat adalah kondisi ekonomi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka di Indonesia masih berada di kisaran 5–6 persen. Lapangan kerja formal terbatas, sementara kebutuhan hidup semakin tinggi. Dalam kondisi ini, ojol menjadi “penyelamat” bagi banyak orang.
Banyak masyarakat yang awalnya bekerja di sektor informal seperti buruh harian, pedagang kecil, atau pekerja kontrak, akhirnya beralih ke ojol karena dianggap lebih menjanjikan dari sisi pendapatan harian. Tidak perlu menunggu gaji bulanan, driver bisa langsung menarik uang setelah bekerja seharian.
Baca Juga : Biar Gak Boncos! 7 Cara Hemat Bensin Buat Driver Ojol
Fleksibilitas Waktu
Berbeda dengan pekerjaan kantoran yang terikat jam 9 pagi hingga 5 sore, profesi driver ojol menawarkan fleksibilitas penuh. Driver bisa menentukan kapan mulai bekerja, kapan berhenti, bahkan kapan mengambil libur. Fleksibilitas ini sangat cocok untuk mereka yang ingin menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi keluarga, misalnya ibu rumah tangga atau mahasiswa.
Seorang driver di Jakarta pernah mengungkapkan bahwa dia memilih ojol karena bisa mengantar anak sekolah pagi hari, lalu baru mulai narik siang sampai sore. Pola ini mustahil dilakukan kalau ia masih bekerja di kantor dengan aturan ketat.
Akses Pendaftaran yang Mudah
Untuk menjadi driver ojol, seseorang tidak memerlukan ijazah tinggi atau pengalaman kerja panjang. Syarat utamanya cukup memiliki motor, SIM, STNK, dan smartphone. Kemudahan pendaftaran ini membuat banyak orang yang sebelumnya kesulitan mencari kerja, akhirnya bisa mendapatkan penghasilan dengan cepat.
Selain itu, proses perekrutan driver biasanya transparan dan cepat. Bandingkan dengan perusahaan formal yang bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk seleksi, ojol hanya membutuhkan hitungan hari.
Potensi Penghasilan Harian
Penghasilan driver ojol memang bervariasi, tergantung lokasi, jam kerja, dan strategi mencari order. Di kota besar, rata-rata driver bisa mendapatkan Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per hari jika bekerja penuh waktu. Bahkan ada yang bisa lebih tinggi ketika permintaan naik, misalnya saat jam sibuk, musim hujan, atau promo aplikasi.
Selain pendapatan dari order, ada juga bonus insentif yang diberikan platform apabila driver mencapai target tertentu. Inilah yang membuat banyak orang menilai ojol sebagai sumber penghasilan yang lebih cepat dan fleksibel dibanding pekerjaan lain.
Baca Juga : 7 Cara Tambah Penghasilan Driver Ojol Tanpa Ribet, Cuma Modal HP
Kebebasan dari Tekanan Atasan
Bagi sebagian orang, bekerja di bawah tekanan atasan bisa menjadi beban mental. Driver ojol tidak memiliki bos langsung. Mereka bekerja mandiri, hanya berhubungan dengan aplikasi. Walaupun tetap ada sistem rating pelanggan, banyak driver merasa lebih bebas karena tidak ada yang mengatur secara langsung.
Kebebasan inilah yang membuat banyak pekerja kantoran memutuskan resign dan beralih ke ojol. Mereka merasa lebih nyaman bekerja tanpa tekanan, walaupun dengan risiko penghasilan yang tidak selalu stabil.
Komunitas dan Solidaritas Driver
Fenomena menarik lain dari ojol adalah munculnya komunitas driver di berbagai kota. Komunitas ini tidak hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi juga wadah solidaritas. Banyak kegiatan sosial yang dilakukan, mulai dari penggalangan dana, berbagi sembako, hingga membantu sesama driver yang mengalami musibah.
Rasa kebersamaan ini menjadi nilai tambah. Banyak driver mengaku lebih betah bekerja karena adanya dukungan dari rekan-rekan sesama ojol.
Baca Juga : 10 Lokasi Favorit Driver! Tempat Paling Sering Dapat Order Ojol
Digitalisasi dan Akses Teknologi
Indonesia sedang memasuki era digital, dan ojol menjadi salah satu simbol utamanya. Aplikasi transportasi daring membuat siapa pun bisa langsung terkoneksi dengan pelanggan. Teknologi GPS, sistem pembayaran digital, hingga fitur keamanan membuat profesi ini semakin diminati.
Banyak orang yang sebelumnya gaptek, kini terbiasa menggunakan aplikasi karena tuntutan pekerjaan. Secara tidak langsung, profesi ojol juga meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat.
Jalan Keluar dari Krisis
Pandemi COVID-19 menjadi bukti nyata bagaimana ojol berperan sebagai jalan keluar. Ribuan orang kehilangan pekerjaan formal, namun mereka bisa tetap bertahan hidup dengan menjadi driver ojol. Walaupun ada tantangan besar saat permintaan transportasi menurun, layanan pesan-antar makanan justru meningkat drastis.
Hal ini menunjukkan bahwa profesi ojol relatif adaptif terhadap perubahan situasi ekonomi. Tidak heran jika banyak orang yang akhirnya menjadikan ojol sebagai pilihan utama ketika menghadapi krisis.
Tantangan dan Risiko
Meski banyak keuntungan, profesi driver ojol juga punya tantangan besar. Tarif yang fluktuatif, persaingan ketat, risiko kecelakaan di jalan, hingga kesehatan yang terancam akibat kelelahan adalah bagian dari realita.
Namun, bagi banyak orang, tantangan ini tetap lebih ringan dibanding kesulitan mencari pekerjaan lain. Apalagi, adanya asuransi dari perusahaan aplikasi dan peluang untuk mengatur jam kerja membuat risiko tersebut bisa diminimalisir.
Baca Juga : 7 Waktu Paling Rame Orderan! Driver Ojol Wajib Tahu
Kenapa banyak orang memilih jadi driver ojek online? Jawabannya kompleks. Mulai dari kondisi ekonomi yang sulit, fleksibilitas waktu, kemudahan akses pendaftaran, potensi penghasilan harian, hingga solidaritas komunitas, semua berkontribusi pada populernya profesi ini.
Profesi driver ojol kini bukan hanya pekerjaan alternatif, tetapi sudah menjadi bagian penting dari struktur ekonomi Indonesia modern.