16 Tewas! Perang Thailand Kamboja Meledak, Ribuan Mengungsi

0
Perang Thailand Kamboja

Perang Thailand Kamboja

Konflik Thailand-Kamboja Meletus: Serangan Udara dan Pengungsian Massal

Perang Thailand Kamboja di perbatasan kedua negara kembali pecah setelah insiden militer yang terjadi pada akhir Juli 2025. Serangan udara, korban jiwa, dan pengungsian besar-besaran menandai eskalasi terbaru dalam konflik dua negara Asia Tenggara ini.

16 Tewas! Perang Thailand Kamboja Meledak, Ribuan Mengungsi

Awal Ketegangan: Sengketa Lama yang Tak Pernah Usai

Permasalahan antara Thailand dan Kamboja berakar dari sengketa wilayah sekitar Candi Preah Vihear, yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Meski Mahkamah Internasional telah memutuskan pada 1962 bahwa situs warisan tersebut berada di wilayah Kamboja, Thailand terus mengklaim wilayah sekitarnya. Perbedaan interpretasi peta kolonial Prancis 1907 menjadi sumber perdebatan utama.

Ketegangan kembali meningkat pada Mei 2025 saat dua prajurit dari kedua negara terlibat baku tembak di kawasan Emerald Triangle. Insiden tersebut menyebabkan satu prajurit Kamboja tewas, memicu reaksi balasan dari Phnom Penh.

16 Tewas! Perang Thailand Kamboja Meledak, Ribuan Mengungsi

Puncak Konflik: Operasi Yuttha Bodin Diluncurkan

Pada 24 Juli 2025, militer Thailand meluncurkan Operasi Yuttha Bodin, serangan udara besar-besaran ke beberapa titik militer Kamboja. Operasi ini melibatkan sedikitnya enam jet tempur F-16 yang membombardir pos artileri, gudang amunisi, dan dua tank tempur di provinsi Oddar Meanchey.

Pihak Thailand menyebut serangan ini sebagai respons terhadap roket dan artileri Kamboja yang lebih dulu menghantam wilayah provinsi Surin. Pemerintah Thailand menyatakan bahwa langkah militer tersebut adalah tindakan bela diri yang sah.

16 Tewas! Perang Thailand Kamboja Meledak, Ribuan Mengungsi

Korban Jiwa dan Dampak Kemanusiaan

Kementerian Dalam Negeri Thailand mengonfirmasi bahwa sedikitnya 16 orang tewas, termasuk warga sipil. Sejumlah rumah sakit dan sekolah terkena dampak langsung, memaksa pemerintah mengevakuasi pasien dan siswa ke lokasi aman.

Sementara itu, lebih dari 100.000 warga Thailand dari provinsi perbatasan seperti Surin, Sisaket, dan Buriram telah mengungsi. Kamboja pun mencatat ribuan warganya mulai meninggalkan rumah mereka karena khawatir akan serangan balasan.

16 Tewas! Perang Thailand Kamboja Meledak, Ribuan Mengungsi

Reaksi Internasional dan Upaya Diplomatik

Sejumlah negara dan organisasi internasional mengecam kekerasan ini. PBB menyerukan gencatan senjata segera dan perlindungan terhadap warga sipil. Kamboja mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan sidang darurat guna menyelidiki pelanggaran yang dilakukan Thailand.

Negara-negara seperti Australia, Israel, dan Indonesia mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya untuk tidak mendekati wilayah konflik. Beberapa duta besar ditarik sebagai bentuk protes diplomatik.

16 Tewas! Perang Thailand Kamboja Meledak, Ribuan Mengungsi

Penutupan Perbatasan dan Eskalasi Politik

Pemerintah Thailand telah menutup semua pos perbatasan dengan Kamboja. Langkah ini dibalas oleh Phnom Penh yang juga memperketat akses lintas negara.

Di sisi lain, konflik ini memperburuk situasi politik dalam negeri Thailand. Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra menghadapi tekanan berat setelah percakapan pribadinya dengan mantan PM Hun Sen bocor ke publik. Akibatnya, parlemen Thailand memutuskan untuk menangguhkan sementara tugasnya dan menunjuk pengganti sementara.

Di Kamboja, PM Hun Manet mengambil langkah ekstrem dengan mengumumkan rencana pemberlakuan wajib militer nasional mulai 2026.

Kemungkinan Gencatan Senjata?

Meski kedua pihak menyatakan siap berdialog, suasana di lapangan tetap panas. Tidak ada tanda-tanda akan adanya gencatan senjata permanen dalam waktu dekat. Beberapa pengamat menyebut konflik ini bisa berlangsung lebih lama karena aspek nasionalisme, tekanan politik, dan ketegangan sejarah yang belum terselesaikan.

Organisasi regional seperti ASEAN belum secara aktif turun tangan, meskipun desakan terhadap mekanisme mediasi terus meningkat.

Perang Thailand-Kamboja 2025 menjadi salah satu konflik terbesar di Asia Tenggara dalam dekade terakhir. Serangan udara, korban sipil, dan pengungsian massal menjadi potret nyata dari eskalasi ini. Selagi dunia menanti langkah konkret dari komunitas internasional, nasib puluhan ribu warga sipil masih menggantung di tengah situasi yang terus memanas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *