Peru Zetro Leonardo Purba

Peru Zetro Leonardo Purba | tasman-series.com
Lima, 2 September 2025 – Insiden penembakan tragis menimpa diplomat muda Indonesia, Zetro Leonardo Purba, yang tewas ditembak oleh orang tidak dikenal tepat di depan apartemennya di distrik Lince, Lima, Peru. Peristiwa ini mengejutkan komunitas diplomatik dan menimbulkan keprihatinan serius terhadap keselamatan pejabat asing di Peru.
Diplomat RI Tewas Tertembak di Lince, Lima
Zetro, yang baru bertugas di Indonesia Embassy Lima sejak Mei 2025, sedang pulang bersama istrinya dengan mengendarai sepeda, ketika tiba–tiba diserang oleh dua atau tiga pelaku diduga berdomisili asing. Ia terkena tiga tembakan, salah satunya tepat mengenai kepala, dan dilarikan ke Klinik Javier Prado namun sayangnya tidak tertolong. Istrinya selamat dan kini berada di bawah perlindungan kepolisian setempat.
Latar Belakang Zetro Leonardo Purba
Zetro berusia 40 tahun, sempat bertugas sebagai Tesorero dan Perencana Rumah Tangga (BPKRT) di Konsulat Jenderal Indonesia di Melbourne, Australia (2019–2022). Setelah itu, ia kembali ke Jakarta dan bekerja di Kementerian Luar Negeri RI sebelum ditugaskan ke Lima.
Selama lima bulan bertugas di Peru, ia dikenal sebagai sosok yang tenang, rendah hati, dan sangat memperhatikan keluarganya. Ia sering pulang dengan sepeda dari kantor ke kediamannya di Avenida César Vallejo, blok 3, Lince.
Motif, Tindak Lanjut, dan Respons Diplomatik
Pihak Kepolisian Nasional Peru (PNP) menyatakan kemungkinan motif pembunuhan sebagai “ajuste de cuentas” atau pembalasan, namun ini belum dapat dipastikan. Pelaku diduga warga asing dan sedang diselidiki melalui rekaman CCTV dan Plan Cerco (pengamanan perimeter).
Menindaklanjuti kejadian, Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI), dipimpin Mendlu Sugiono, langsung melakukan komunikasi intensif dengan otoritas Peru. Sugiono meminta agar proses investigasi dilakukan secara menyeluruh dan memastikan keselamatan staf diplomatik lainnya.
Sugiono juga memerintahkan Duta Besar RI di Peru untuk memantau penyelidikan, mengurus pemulangan jenazah Zetro ke Indonesia, serta menjamin pendidikan anak-anak almarhum tetap terpenuhi.
Mengapa Kasus Ini Unik dan Belum Banyak Disorot
Diplomat Ditargetkan Saat Pulang dengan Sepeda
Berbeda dengan kejadian diplomatik sebelumnya, kali ini korban sedang dalam aktivitas sehari‑hari yang tampak biasa—bersepeda pulang. Hal ini memperjelas betapa rentannya keamanan diplomatik di zona yang dianggap aman.Penggunaan Plan Cerco oleh Polisi Peru
Polisi menggunakan metode pengamanan yang ketat, seringnya digunakan untuk operasi besar atau situasi krusial, menunjukkan tingkat keparahan dan urgensi kasus ini.Komitmen Kemlu Indonesia terhadap Perlindungan Keluarga
Tidak hanya meminta investigasi, Kemlu RI juga menanggung pendidikan anak-anak Zetro dan mengawal proses pemulangan jenazah. Hal ini memperlihatkan pendekatan holistik terhadap kesejahteraan keluarga diplomat.Kurangnya Laporan Mendalam dari Media Peru
Beberapa media Peru melaporkan secara ringkas, tetapi belum banyak mencuat soal proses investigasi, latar-belakang menyeluruh, atau tindakan pasca-krisis dari pemerintah Indonesia, menjadikan artikel ini menambah kedalaman informasi.
Kondisi Saat Ini dan Langkah Selanjutnya
Pihak | Status & Langkah |
---|---|
Kepolisian Peru (PNP) | Sedang menelusuri motif, mengidentifikasi pelaku melalui rekaman CCTV, dan menjalankan Plan Cerco. |
Kemlu RI | Koordinasi dengan Peru, meminta investigasi tuntas, pengawalan jenazah, dan menjamin pendidikan anak-anak almarhum. |
Istri & Anak-anak Zetro | Kini berada di bawah perlindungan resmi kepolisian Peru. |
Publik & Media | Perlu akses lebih dalam mengenai hasil investigasi, sistem perlindungan diplomat, dan evaluasi keamanan. |
Pentingnya Keamanan Diplomatik di Tengah Tantangan Global
Kasus ini menjadi panggilan penting bagi Indonesia dan komunitas diplomatik global untuk:
Meninjau protokol keamanan staf diplomatik, khususnya saat berpindah di area publik.
Membangun mekanisme respon cepat saat terjadi insiden.
Menguatkan perlindungan keluarga diplomat, baik dari segi keamanan maupun kesejahteraan.
Meningkatkan transparansi media dan lembaga terkait, agar publik mendapat informasi yang jelas dan akurat.
Peristiwa “Peru – Zetro Leonardo Purba” adalah tragedi yang memilukan sekaligus mempertegas tantangan keamanan diplomatik di era modern. Diplomat muda ini tewas dalam situasi yang terlihat biasa—bersepedaan pulang—namun menjadi sasaran kekerasan yang kejam. Respons pemerintah, baik di Peru maupun Indonesia, bersifat cepat dan komprehensif, namun masih banyak ruang untuk evaluasi lebih lanjut, terutama dalam sistem keamanan diplomatik dan dukungan pasca-krisis keluarga diplomat.
Semoga keluarga Zetro mendapatkan kedamaian, dan kejadian ini menjadi pelajaran mendalam untuk menjaga keselamatan mereka yang mengabdi di kancah internasional.