Universitas Muhammadiyah Maumere Memperkenalkan Pembayaran Uang Kuliah dengan Hasil Bumi

Universitas Muhammadiyah Maumere Memperkenalkan Pembayaran Uang Kuliah dengan Hasil Bumi – Di tengah upaya memperluas akses pendidikan tinggi bagi berbagai lapisan masyarakat, Universitas Muhammadiyah Maumere (UMM) di Kabupaten Sikka memberikan langkah inovatif dengan memperkenalkan sistem pembayaran uang kuliah menggunakan hasil bumi. Langkah ini dilihat sebagai upaya untuk mendukung keberagaman ekonomi di kalangan mahasiswa, terutama bagi mereka dari latar belakang ekonomi yang terbatas.

Universitas Muhammadiyah Maumere
Universitas Muhammadiyah Maumere

Sejak awal berdiri, Universitas Muhammadiyah Maumere telah menetapkan biaya kuliah yang sangat terjangkau, mencakup berbagai kalangan mulai dari anak petani hingga nelayan. Namun, dengan adanya kebijakan baru ini, mahasiswa diberi opsi untuk membayar uang kuliah dengan menggunakan hasil bumi seperti singkong, hasil laut, dan tanaman lainnya. Langkah ini dianggap sangat membantu dan bisa menjadi solusi bagi perguruan tinggi lain di Indonesia, terutama dalam menghadapi kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Rektor UMM, Erwin Prasetyo, mengatakan bahwa kebijakan ini telah diterapkan sejak lama di universitas tersebut. Langkah ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa dari berbagai latar belakang ekonomi untuk mendapatkan pendidikan tinggi tanpa terkendala oleh biaya kuliah yang tinggi.

Selain itu, langkah ini juga dianggap sebagai bentuk dukungan UMM terhadap upaya pemerintah dalam mendorong inklusi pendidikan tinggi di Indonesia. Dalam konteks ini, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim juga telah memberikan klarifikasi terkait kenaikan UKT, menegaskan bahwa kenaikan tersebut hanya berlaku bagi mahasiswa baru dan bukan untuk mahasiswa yang sudah berkuliah.

Nadiem menjelaskan bahwa kenaikan UKT hanya berlaku untuk mahasiswa baru pada tahun ajaran mendatang, bukan untuk mahasiswa yang sudah berkuliah. Namun, ia menegaskan bahwa kenaikan UKT tidak akan berlaku bagi mahasiswa baru dengan kemampuan ekonomi yang kurang memadai. Pemerintah telah menetapkan UKT golongan pertama dan kedua dengan besaran masing-masing sebesar Rp500 ribu dan Rp1 juta.

Sementara itu, bagi mahasiswa dengan kemampuan ekonomi yang baik hingga tinggi, UKT akan ditetapkan sesuai dengan kemampuan masing-masing dan besaran biayanya ditetapkan oleh perguruan tinggi. Namun, Nadiem memastikan bahwa perguruan tinggi tidak boleh menetapkan UKT yang terlalu tinggi, bahkan tidak rasional.

Keputusan UMM untuk memperkenalkan pembayaran uang kuliah dengan hasil bumi dipandang sebagai langkah yang progresif dalam mendukung inklusi pendidikan tinggi di Indonesia. Langkah ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada mahasiswa dari latar belakang ekonomi yang terbatas untuk mendapatkan pendidikan tinggi, tetapi juga merupakan upaya untuk mendorong pendekatan baru dalam sistem pendidikan tinggi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Universitas Muhammadiyah Maumere (UMM) telah menunjukkan komitmennya dalam memastikan akses pendidikan tinggi yang merata bagi semua kalangan masyarakat, terlepas dari latar belakang ekonomi mereka. Dengan mengizinkan pembayaran uang kuliah menggunakan hasil bumi, UMM tidak hanya memberikan alternatif pembayaran yang lebih terjangkau bagi mahasiswa, tetapi juga mengapresiasi nilai-nilai lokal dan pertanian yang menjadi kehidupan sehari-hari masyarakat di sekitar kampus.

Keputusan UMM untuk menerapkan kebijakan ini juga mencerminkan kesadaran akan tantangan ekonomi yang dihadapi oleh sebagian besar mahasiswa, terutama mereka yang berasal dari keluarga dengan tingkat pendapatan yang rendah. Dengan demikian, langkah ini tidak hanya menjadi solusi praktis untuk membantu mahasiswa membayar uang kuliah, tetapi juga sebagai upaya konkret dalam mengurangi kesenjangan ekonomi di kalangan mahasiswa.

Selain itu, langkah UMM ini dapat menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain di seluruh Indonesia untuk mempertimbangkan pendekatan serupa dalam menanggapi tantangan kenaikan biaya pendidikan. Dengan memberikan opsi pembayaran yang lebih fleksibel dan terjangkau, perguruan tinggi dapat lebih aktif dalam mendukung inklusi pendidikan tinggi yang berkelanjutan dan berdaya saing.

Related Posts

Anang Maruf, Legenda Timnas Indonesia yang Beralih Menjadi Sopir Ojek Online

Anang Maruf, Legenda Timnas Indonesia yang Beralih Menjadi Sopir Ojek Online – Anang Maruf, nama yang tak asing bagi para penggemar sepak bola Indonesia, merupakan sosok yang telah mengukir sejarah…

Upaya Cagub Jakarta untuk Memikat Driver Ojek Online

Upaya Cagub Jakarta untuk Memikat Driver Ojek Online – Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, merupakan pusat mobilitas dengan ribuan Driver Ojek Online (ojol) yang beroperasi setiap hari. Dengan pertumbuhan pesat…

Belum Di Baca

Anang Maruf, Legenda Timnas Indonesia yang Beralih Menjadi Sopir Ojek Online

Anang Maruf, Legenda Timnas Indonesia yang Beralih Menjadi Sopir Ojek Online

Upaya Cagub Jakarta untuk Memikat Driver Ojek Online

Upaya Cagub Jakarta untuk Memikat Driver Ojek Online

Mengapa Rating Kita Jelek di Aplikasi Gojek dan Cara Mengatasinya

Mengapa Rating Kita Jelek di Aplikasi Gojek dan Cara Mengatasinya

Ngerii! Begini 5 Pengalaman Horor Sopir Ojek Online Saat Antar Pesanan Makanan

Ngerii! Begini 5 Pengalaman Horor Sopir Ojek Online Saat Antar Pesanan Makanan

Janji Pramono Anung kepada Ojek Online: Jadi Pekerja Formal

Janji Pramono Anung kepada Ojek Online: Jadi Pekerja Formal

Cara Cek Rating Kita di Aplikasi Gojek – Panduan Lengkap

Cara Cek Rating Kita di Aplikasi Gojek – Panduan Lengkap